Siti Kotijah, S.Pd | Email : dijahdijah214@gmail.com
EKONOMI | SMA HANG TUAH 2 SIDOARJO
2020
ABSTRAK
Pembelajaran jarak jauh secara daring ini telah dimulai di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo mulai bulan maret 2020 sampai saat ini bulan oktober 2020. Kegiatan pembelajaran secara daring ini menggunakan LMS google classroom dan google meet. tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan model discovery learning secara daring dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada peserta didik kelas XII di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Subyek penelitian ini adalah peserta didik dari kelas XII IPA 2 SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo yang berjumlah 37 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester gasal bulan oktober – november secara daring menggunakan google meet dan google classroom.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo pada mata pelajaran ekonomi kelas XII dimana persentase peningkatan hasil belajar peserta didik yang tuntas mulai dari 11% sebelum dilakukan tindakan kelas kemudian naik menjadi 38% pada siklus 1 dan ada peningkatan selanjutnya sebesar 81% dengan rata-rata kelas sebesar 84,05.
Kata kunci: hasil belajar, discovery learning.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Pendidikan sangatlah penting untuk suatu bangsa sebagai dasar dari pembangunan dari bangsa tersebut. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan sangat diperlukan agar dapat bermanfaat bagi semua dan bagi perkembangan bangsa.
Namun adanya pandemi covid-19 yang sedang terjadi di Indonesia membuat pemerintah mengambil beberapa kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 semua lapisan masyarakat harus mematuhi semua protokoler kesehatan yaitu: tetap tinggal di rumah, menggunakan masker saat keluar rumah, jaga jarak fisik dan menghindari kerumunan (Physical distancing) serta pembatasan pertemuan (social distancing) dalam jumlah banyak.
Adanya pandemi virus covid – 19 ini berdampak pada kegiatan belajar mengajar yang mulanya dilakukan secara tatap muka secara langsung bergeser menjadi pendidikan jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan teknologi informasi learning management system (LMS). Beberapa sekolah untuk melakukan pembelajaran daring menggunakan aplikasi yang sudah banyak dikenal masyarakat seperti whatsapp, zoom, google classroom, google meet, edmodo, microsoft teams, rumah belajar dan beberapa aplikasi belajar lainnya.
Pembelajaran jarak jauh sebagai aktivitas pembelajaran formal, maka penilaian harus tetap dilakukan meskipun bukan untuk menentukan standar pencapaian semata. Pembelajaran dengan metode daring memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Pembelajaran daring ini bisa lebih efektif bila didukung dari berbagai pihak yaitu peserta didik itu sendiri, guru beserta orang tua dan sarana pendukungnya seperti handphone, gawai, laptop atau komputer yang disertai jaringan internet berikut kuota internet.
Penilaian menurut permendikbud 23 th 2016 tentang penilaian hasil belajar memuat 3 aspek yaitu Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Ketiga aspek penilaian inilah yang nantinya dijadikan sebagai laporan akhir penilaian guru terhadap hasil belajar siswa.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa implementasi Kurikulum 2013 disarankan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran seperti inquiry based learning, discovery learning, project based learning dan problem based learning (Kemendikbud, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa proses pendidikan yang dilaksanakan pada setiap jenjang harus berbasis pada keaktifan dan memicu rasa ingin tahu siswa, mengangkat permasalahan untuk mengonstruksi pengetahuan, atau berbasis proyek untuk membangun pengetahuan siswa. Proses pembelajaran tentunya dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran nasional.
Pelajaran ekonomi – akuntansi merupakan pelajaran yang cukup kompleks yang tidak hanya belajar teori namun juga harus diaplikasikan langsung dalam bentuk mengerjakan suatu kasus/transaksi, sehingga untuk memahami akuntansi tidak bisa dilakukan dengan mengandalkan cara hanya mendengarkan dan mengamati penjelasan guru, keaktifan peserta didik untuk mengaplikasikan secara langsung dengan mengerjakan suatu kasus/transaksi menjadi sangat penting untuk pemahaman pelajaran akuntansi. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada keaktifan peserta didik adalah model pembelajaran discovery learning.
Penerapan model pembelajaran discovery learning secara daring diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik melalui optimalisasi berbagai sumber belajar yang ada, seperti buku bacaan, lingkungan sekitar, serta media online sehingga peserta didik dapat mengonstruksi pengetahuan dan menemukan sendiri konsep materi pembelajaran. Pembelajaran model ini menuntut guru berperan dalam membimbing peserta didik (sebagai fasilitator dan motivator) saat pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi pada saat studi awal diketahui hasil belajar peserta didik kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan hasil belajar peserta didik pada hasil penilaian tengah semester masih rendah yaitu kurang dari 75% peserta didik yang tuntas. Keadaan ini menunjukkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar belum optimal untuk mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran jarak jauh secara daring ini telah dimulai di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo mulai bulan maret 2020 sampai saat ini bulan oktober 2020. Kegiatan pembelajaran secara daring ini menggunakan LMS google classroom dan google meet. Akan tetapi minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran secara daring ini semakin lama antusiasnya semakin turun. Hal ini dapat terlihat pada saat pembelajaran persentase kehadiran di google meet, keaktifan pada saat pembelajaran, ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas dan hasil belajar peserta didik yang telah mencapai KKM persentasenya lebih rendah daripada yang tidak mencapai KKM.
Penurunan semangat peserta didik ini diketahui dikarenakan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan google meet ini kurang dimanfaatkan dengan baik, pembelajaran dilakukan dengan metode guru centre atau guru sebagai pusat perhatiannya, guru banyak berceramah sedangkan peserta didik bertindak hanya sebagai pendengar tidak ada aktivitas pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung. Aktivitas peserta didik ada pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah pembelajaran usai. Hal ini berlanjut terus menerus sehingga peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran yang tidak bervariasi.
Melalui pembelajaran menggunakan discovery learning yang dilakukan pada mata pelajaran ekonomi – akuntansi tahapan proses pengikhtisaran perusahaan jasa melalui sistem pembelajaran daring peserta didik dapat berpartisipasi langsung dalam pembelajaran dengan berdiskusi bersama kelompok untuk mencari informasi dan mengaplikasikan hasil penemuan teori/konsep untuk menyelesaikan suatu soal atau permasalahan. Maka berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui model discovery learning secara daring pada mata pelajaran ekonomi materi tahap pengikhtisaran perusahaan jasa.
METODE
Subyek penelitian ini adalah peserta didik dari kelas XII IPA 2 SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo yang berjumlah 37 orang.
Tempat penelitian ini di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo menggunakan sistem daring, dengan waktu pelaksanaan pada semester gasal bulan oktober – november 2020.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus. Di siklus yang pertama, peneliti akan mengaplikasikan strategi Discovery Learning dan merefleksi segala kekurangannya, dan di siklus yang kedua peneliti akan menyempurnakan siklus yang pertama. Tahapan pada setiap siklus yaitu 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pengamatan/observasi, 4) tahap refleksi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pnelitian ini adalah tes dan observasi. Pemberian tes dalam penelitian ini terbagi atas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang berupa objek tes (pilihan ganda) cepat. Akan tetapi untuk analisis data yang dipergunakan hanya post test.
Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi data (conclusion drawing/verification).
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen. Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil. Metode pebelajaran ini dianggap berhasil bila sedikitnya 75 persendari keseluruhan siswa mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimum yaitu 75.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dilakukan tes kemmpuan awal peserta didik melalui pre test.
Tabel 4.2 Tabel Persentase capaian ketuntasan pre test
Keterangan |
Jumlah Siswa |
Persentase |
Tuntas |
4 |
11% |
Tidak tuntas |
33 |
89% |
Jumlah |
37 |
100% |
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat kemampuan awal siswa pada saat tes awal untuk mengetahui pemahaman mata pelajaran ekonomi pada materi jurnal penyesuaian rata-rata kelas sebesar 42,7 dari 37 siswa. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 adalah sebesar 11% dari jumlah siswa keseluruhan atau hanya 4 siswa yang tuntas.
Tabel 2. Tabel Persentase capaian ketuntasan post test siklus I
Keterangan |
Jumlah Siswa |
Persentase |
Tuntas |
14 |
38% |
Tidak tuntas |
23 |
62% |
Jumlah |
37 |
100% |
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa yang dilakukan setelah pembelajaran (post test) rata-rata nilai yang diperoleh adalah 58,4. Rata-rata nilai tersebut dapat dikarenakan masih ada beberapa siswa yang masih belum mencapai standar ketuntasan.
Pada tabel 2 tersebut dapat dilihat hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model discovery learning pada mata pelajaran ekonomi pada materi jurnal penyesuaian. Siswa yang masuk dalam kategori tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 adalah sebesar 38 % dari jumlah siswa keseluruhan atau sama dengan ada 14 siswa yang sudah tuntas. Angka ini ada peningkatan dari tes sebelumnya yaitu 11% dari jumlah siswa keseluruhan atau hanya 4 siswa yang tuntas. Tingkat ketuntasan ini belum ini memenuhi tingkat ketuntasan yang ditargetkan yaitu sebesar 75%.
Tabel 3 Tabel Persentase capaian ketuntasan post test siklus II
Keterangan |
Jumlah Siswa |
Persentase |
Tuntas |
30 |
81% |
Tidak tuntas |
7 |
19% |
Jumlah |
37 |
100% |
Siswa yang masuk dalam kategori tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 adalah sebesar 81 % dari jumlah siswa keseluruhan atau sama dengan ada 30 siswa yang sudah tuntas.
Tingkat ketuntasan ini sudah memenuhi tingkat ketuntasan yang ditargetkan yaitu sebesar 75%. Dengan begitu proses pembelajaran pada siklus 2 ini sudah dianggap berhasil karena sudah memenuhi dari yang ditargetkan sehingga penelitian ini sudah cukup sampai pada siklus 2.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pnelitian yang telah dilakukan di SMA Hang Tuah 2 kelas XII IPA 2 pada mata pelajaran ekonomi materi jurnal penyesuaian yang dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada saat sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan model discovery learning terdapat siswa yang tuntas berjumlah 4 siswa atau sama dengan 11% dari total keseluruhan jumlah 37 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 42,7. Hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran discovery learning pada siklus 1, siswa yang tuntas sebanyak 38% nilai rata-rata kelas sebesar 58,4. Pada siklus 2 siswa yang tuntas sebanyak 81% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 84,05. Pada siklus 2 ini hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan yaitu sebesar 81% melampaui yang telah ditargetkan sebesar 75%.
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran-saran sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif pembelajaran yang dapat dilaksanakan di kelas. 2) Bagi guru mata pelajaran ekonomi dapat menggunakan model pembelajaran ini agar pembelajaran tidak monoton terfokus pada guru sebagai pusat belajar, namun diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada aktivitas atau kegiatan siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran agar suasana belajar tidak membosankan. 3) Bagi peneliti penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan untuk menerapkan model-model pembelajaran yang lain agar proses pembelajaran menjadi variatif.
DAFTAR RUJUKAN
Adhair, Jhon. 2009. Berpikir Kreatif, Berpikir Sukses. Yogyakarta : Rumpun.
Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.
Clark, R.C. & Mayer, R.E. (2008). E-learning and the science of instruction: proven guidelines for consumers and designers of multimedia learning, second edition. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
Gulo. 2006. Strategi Belajar. Jakarta : Gramedia
Munir. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Lantip Diat Prasojo & Riyanto. (2011). Teknologi informasi pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Riyanto, Yatim. 2005. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media
Sudjana, Nana. 1989. Cara belajar aktif. Bandung: Sinar baru
Syah M. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: