Suprapti, S. Pd., Pendidikan Profesi Guru Angkatan 2 Biologi UMJ,
SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo Pada Materi Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni penelitian yang terdiri dari 3 siklus dimana tiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan lembar Postest. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMA Negeri Hang Tuah 2 Sidoarjo sebanyak 37 siswa. . Dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning, siswa yang mencapai KKM dari 48,65 % pada siklus I menjadi 94,59 % pada siklus II dan 100 % pada siklus III. Berdasarkan analisa data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning kualitas pembelajaran pada mata pelajaran Biologi di kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo meningkat. Adapun besar peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo pada pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran discovery learning sebesar 51,35 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dengan menerapkan model pembelajaran disccovery learning.
Katakunci: discovery learning, hasil belajar kognitif biologi
ABSTRACT
The aim of this study is to determine the application of the “Discovery Learning” learning model to improve the cognitive learning outcomes of Class XII IPA students of SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo on Inheritance of Living Things. This research is a Classroom Action Research (PTK), that consists of 3 cycles which is each cycle consists of four steps, namely: planning, implementing, observing, and reflecting. Data collection was carried out using teacher activity observation and posttest sheets. The subjects of this study are 37 students of class XII IPA, SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo . The results is known that by applying “Discovery Learning” learning model, students who achieve KKM from 48.65% in cycle I increase to 94.59% in cycle II and 100% in cycle III. Based on the data analysis, the conclusion is by applying the “Discovery Learning” learning model, the learning quality in Biology subjects in class XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo increases. The increasing in cognitive learning outcomes of class XII IPA students of SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo in biology learning using “Discovery Learning” learning model is 51.35%. This shows that there is an increasing in the cognitive Biology learning outcomes of class XII IPA students of SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo by applying the “Discovery Learning” learning model.
Keywords: Discovery Learning, Cognitive Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Model mengajar harus dipertimbangkan dengan tepat untuk digunakan guru, harus sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga model mengajar dapat mendukung terjadinya cara belajar yang aktif sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal.
Berdasarkan Penilaian tengah semester ganjil di bab sebelumnya kelas XII IPA, Persentase peserta didik yang mencapai KKM hanya 37,84 %. Dimana KKM Biologi di sekolah saya adalah 75.
Setiap ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga untuk belajar setiap ilmu pengetahuan diperlukan pemahaman terhadap karakteristiknya. Pengertian biologi secara umum adalah kajian tentang kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, taksonomi dan ciri-ciri makhluk hidup di tiap spesies dan organisme. Pewarisan sifat masuk ke dalam cabang biologi genetika. Genetika (berasal dari kata serapan bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris:genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani: γ?ννω, genno yang berarti “melahirkan”) adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme. Untuk mempelajari sebuah konsep yang lebih tinggi, siswa harus mempelajari konsep prasyarat materi sebelumnya. Pemahaman pada sebuah konsep menjadi lebih baik jika siswa mampu mengaplikasikannya pada berbagai masalah, contoh dalam soal-soal latihan sederhana sampai ke yang rumit.
Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan, kegagalan dalam belajar disebabkan oleh Proses pembelajaran Biologi berpusat pada guru yang didominasi penggunaan metode ceramah dan penugasan sehingga siswa merasa bosan karena tidak dilibatkan dalam proses penemuan pengetahuan dalam pembelajaran, Proses pembelajaran Biologi berlangsung searah karena siswa kurang berpartisipasi secara aktif untuk menemukan perolehan pembelajaran, Rendahnya keterampilan proses siswa dalam pembelajaran karena siswa kurang aktif untuk mencari pengetahuan (discoverylearning).
Model pembelajaran Discovery Learning sesuai apabila diterapkan pada materi Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup. Hal ini dikarenakan bab ini adalah bab yang memerlukan hitungan sehingga siswa dapat menemukan konsep secara tepat. Selain itu, dalam pembelajaran masa pandemi seperti sekarang ini alokasi waktu sangat terbatas sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang siswa sendiri yang aktif mencari tahu konsep, guru hanya membimbing saja.
Materi Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup memerlukan pemahaman konsep yang matang dan akan lebih dipahami oleh siswa apabila siswa melakukan kegiatan dalam model pembelajaran discovery seperti mengamati, memahami, menggolongkan, membuat hipotesis, menjelaskan, mengambil data, mengolah data, membuktikan, dan menarik kesimpulan secara mandiri. Hal ini didukung dengan penelitian oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) yang menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran discovery lebih tinggi daripada model pembelajaran langsung (ceramah).
Berkaitan dengan hal di atas, rancangan PTK ini akan membahas Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo Pada Materi Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan kualitas pembelajaran Biologi melalui model pembelajaran discovery learning. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa yaitu mengamati hasil belajar kognitif dalam proses pembelajaran. Guru, yaitu kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran.
Pada lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Discovery Learning disajikan tabel yang berisi tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru dan diisi oleh pengamat dengan jawaban memilih skor 1 sampai dengan 4
Skor yang diperoleh dijumlahkan dan ditentukan persentase keterlaksanaannya dengan rumus sebagai berikut:
Persentase keterlaksanaan pada tiap sintak selanjutnya dijumlahkan dan di rata- rata. Tiap sintak dikatakan terlaksana dengan baik jika persentase yang diperoleh yaitu dari skor keterlaksanaan sintak ≥ 61%. Adapun kriterianya sebagai berikut:
Tabel 3.3: Kriteria Batasan Pengelolaan Pembelajaran (Riduwan, 2011)
Persentase |
Tingkat Hubungan |
0%-20% |
Kurang sekali |
21%-40% |
Kurang |
41%-60% |
Cukup |
61%-80% |
Baik |
81%-100% |
Sangat baik |
Data hasil belajar kognitif peserta didik dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik diperoleh dari hasil tes yang diberikan melalui postest setelah pembelajaran Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup selesai tiap siklus/tiap pertemuan. Dari data yang didapatkan, diharapkan hasil belajar peserta didik mampu mencapai nilai ≥ 75. Adapun pengolahan datanya dilakukan sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan 3 siklus. Perbandingan hasil belajar adalah bab sebelumnya yaitu bab Metabolisme dengan hasil postest siklus pertama ini yaitu bab Pewarisan Sifat Hukum Mendel. Rata-rata hasil belajar tes sebelum tindakan dan siklus I disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Sebelum Tindakan dan siklus 1
Keterangan |
Rata-rata Hasil |
|
Test sebelum tindakan |
Postest Siklus I |
|
Skor |
37,84 % |
48,65 % |
Peningkatan hasil belajar |
Postest Siklus 1-test sebelum tindakan = 48,65 % - 37,84 % = 10,81 % |
Berdasarkan data pada tabel 6 hasil belajar postest I dapat dijelaskan bahwa pembelajaran Biologi menggunakan discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo
Peningkatan hasil belajar siklus I sebesar 10,81 %. Kondisi awal sebelum dilakukan tindakan (tes sebelum tindakan) rata-rata hasil belajar 37,84 % meningkat menjadi 48,65 % pada siklus I.
Data hasil belajar Biologi diperoleh setelah siswa melakukan postest pada akhir siklus II. Rata-rata hasil belajar Biologi mulai dari tes sebelum tindakan, postest siklus I, hingga postest siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Rata-rata hasil belajar Biologi tes sebelum tindakan, postest siklus I dan postest siklus II
Keterangan |
Rata-rata Hasil |
||
Test sebelum tindakan |
Postest Siklus I |
Postest Siklus II |
|
Skor |
37,84 % |
48,65 % |
94,59 % |
Peningkatan hasil belajar |
Peningkatan hasil belajar siklus 1 hingga siklus II = 94,59 % - 48,65 % = 45,94 % |
Berdasarkan data dari tabel 7, rata-rata hasil belajar sebelum tindakan, postest siklus I dan postest siklus II dapat memperkuat pendapat hasil belajar siklus I yang menyatakan bahwa pembelajaran Biologi menggunakan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Peningkatan hasil belajar siklus II sebesar 45,94 %, dimana rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 48,65 % dan pada siklus II meningkat menjadi 94,59 %. Hal ini karena telah dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus II.
Data hasil belajar Biologi diperoleh setelah siswa melakukan postest pada akhir siklus III. Rata-rata hasil belajar Biologi mulai dari tes sebelum tindakan, postest siklus I, postest siklus II hingga postest siklus III dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Rata-rata hasil belajar Biologi tes sebelum tindakan, postest siklus I, postest siklus II, dan postest siklus III
Keterangan |
Rata-rata Hasil |
|||
Test sebelum tindakan |
Postest siklus I |
Postest siklus II |
Postest siklus III |
|
Skor |
37,84 % |
48,65 % |
94,59 % |
100 % |
Peningkatan hasil belajar |
Peningkatan hasil belajar siklus I hingga siklus III = 100 % - 48,65 % = 51,35 % |
Berdasarkan data dari tabel 8, rata-rata hasil belajar sebelum tindakan, postest siklus I, postest siklus II, dan postest siklus III dapat memperkuat pendapat hasil belajar siklus I yang menyatakan bahwa pembelajaran Biologi menggunakan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Peningkatan hasil belajar siklus II sebesar 45,94 %, dimana rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 48,65 % dan pada siklus II meningkat menjadi 94,59 %. Peningkatan hasil belajar siklus III sebesar 51,35 % dimana rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 48,65 % dan pada siklus III meningkat menjadi 100 %. Sudah melebihi target pencapaian ketuntasan hasil belajar kognitif siswa sebesar 80 %. Hal ini karena telah dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus III.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan, kegagalan dalam belajar disebabkan oleh Proses pembelajaran Biologi berpusat pada guru yang didominasi penggunaan metode ceramah dan penugasan sehingga siswa merasa bosan karena tidak dilibatkan dalam proses penemuan pengetahuan dalam pembelajaran, Proses pembelajaran Biologi berlangsung searah karena siswa kurang berpartisipasi secara aktif untuk menemukan perolehan pembelajaran, Rendahnya keterampilan proses siswa dalam pembelajaran karena siswa kurang aktif untuk mencari pengetahuan (discoverylearning).
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Peneliti menggunakan model discovery learning dengan langkah-langkah pembelajarannya meliputi kegiatan pendahuluan berupa orientasi, apersepsi, motivasi. Kegiatan inti berupa pemberian stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, menguji hasil, dan menyimpulkan. Kegiatan penutup berupa pemberian postest, apresiasi, refleksi, dan penyampaian tugas pertemuan mendatang.
Pada siklus I kekurangannya adalah sinyal untuk pembelajaran daring dari saya yang masih troubel sedangkan jaringan internet siswa sudah lancar, Kemampuan mengelola pertanyaan, saat bertanya pada siswa, harusnya saya menyampaikan pertanyaannya dulu baru menunjuk nama siswa untuk menjawab pertanyaan saya, Saat pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti, saya kurang memotivasi siswa, sehingga siswa agak kurang aktif saat diberikan stimulus berupa gambar, Hasil Postest siswa kurang bervariasi nilainya.
Pada siklus II kekurangan di siklus I sudah saya perbaiki dengan cara mengecek terlebih dahulu jaringan di internet sebelum pembelajaran dimulai, memberikan stimulus yang lebih menarik agar siswa semakin termotivasi dan menambahkan kata-kata semangat juga ke anak-anak, sebelum postest dimulai selalu mengingatkan anak-anak akan pentingnya kejujuran dalam mengerjakan postest.
Pada siklus III kekurangannya adalah Saat presentasi tidak semua kelompok presentasi karena keterbatasan waktu, beberapa peserta didik terlambat mengumpulkan jawaban postest, musik di awal video pembelajaran terlalu keras (mengganggu suara guru), tayangan tujuan pembelajaran gelap, beberapa item rubrik penilaian ada yang belum muncul, posisi kamera hp dan laptop tidak searah sehingga karena memperhatikan siswa di laptop akhirnya pandangan saya saat direkam tidak ke arah kamera, hasil editan video suara menjadi lebih cepat padahal file asli videonya suaranya tidak cepat.
Pada siklus III kekurangan di siklus II sudah saya perbaiki dengan cara mengingatkan siswa untuk tidak terlambat mengumpulkan postest dengan memberikan batasan waktu dalam mengeerjakan soal postest, mengatur volume suara intro musik, menggunakan lampu saat syuting tapi sayangnya hasilnya juga masih gelap karena lampu yang digunakan cuma satu, semua item rubrik sudah muncul hanya pemberian reward pada siswa yang masih kurang, hasil editan suaranya sudah lumayan seirama.
Rata-rata hasil belajar sebelum tindakan, postest siklus I, postest siklus II, dan postest siklus III dapat memperkuat pendapat hasil belajar siklus I yang menyatakan bahwa pembelajaran Biologi menggunakan menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Peningkatan hasil belajar siklus II sebesar 45,94 %, dimana rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 48,65 % dan pada siklus II meningkat menjadi 94,59 %. Peningkatan hasil belajar siklus III sebesar 51,35 % dimana rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 48,65 % dan pada siklus III meningkat menjadi 100 %. Sudah melebihi target pencapaian ketuntasan hasil belajar kognitif siswa sebesar 80 %. Hal ini karena telah dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus III.
Kenaikan hasil yang dicapai dalam penelitian ini dikarenakan dengan menggunakan model pembeelajaran discovery learning ini siswa dapat mengamati dan melakukan percobaan melalui benda-benda konkrit sesuai dengan pendapat dari Jean Piaget (Dwi Siswoyo dkk, 2011: 110-111). Model pembelajaran discovery learning ini merupakan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan siswa akan memahaminya secara independen. Dalam hal ini siswa akan diberi kemampuan cara menjadi seorang ilmuwan.
Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya berperan pasif menerima materi pelajaran. Namun juga memprosesnya sampai memahami dan menguasai yangbiasa disebut pembelajaran aktif. Sehingga siswa bisa terbiasa untuk menciptakan sebuah ilmu pengetahuan.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Biologi melalui model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa Kelas XII IPA SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1, siklus II dan siklus III. Hasil belajar biologi siswa kelas XII mengalami peningkatan sebesar 51,35 %. Telah terbuktinya dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan meningkatnya hasil belajar Biologi siswa kelas XII, maka diharapkan:
- Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan menjadikan model pembelajaran discovery learning sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
- Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran Biologi maupun pelajaran lain.
- Bagi pihak yang lain menerapkan model pembelajaran discovery learning supaya lebih dahulu memahami langkah-langkah model pembelajaran discovery learning, kesesuaian materi pelajaran dengan model pembelajaran, kesesuaian waktu dengan materi yang akan dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Adhair, Jhon. 2009. Berpikir Kreatif, Berpikir Sukses. Yogyakarta : Rumpun. Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Gulo. 2006. Strategi Belajar. Jakarta : Gramedia
Hamalik Omar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Tim Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Modul Diklat Teknis Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas). Depok: Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Wina Sanjaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.